Di Tengah Resesi Dunia
Yang ditakutkan para ekonom pun terjadi. Suka atau tidak, kita sudah berada di tengah resesi global. IMF menyebutkan bahwa di tahun 2020, ekonomi dunia akan menurun sebesar -4,9 %. Penurunan ekonomi ini akan sangat dirasakan di negara maju dengan perkiraan kontraksi sebesar -8% di tahun 2020 ini. Ekonomi negara berkembang diprediksi akan berkontraksi sebesar -3%.
Untuk negara Indonesia, IMF memprediksi bahwa ekonomi akan berkontraksi sebesar -0,3%. Sebagai perbandingan, di tahun 2019, ekonomi Indonesia tumbuh sebesar 5%. Di kuartal dua sendiri, Sri Mulyani sebelumnya memprediksi bahwa ekonomi Indonesia turun cukup dalam antara -5,08% hingga -3,54%. Indonesia perlu mengejar penurunan yang dalam ini di kuartal tiga dan empat untuk setidaknya mencapai prediksi IMF di kisara -0,3% tersebut.
Kondisi ini diprediksi akan membaik di tahun 2021.
“Resesi pasti akan memberikan tekanan yang besar pada pasar modal. Aktivitas ekonomi menurun dan juga omset perusahaan. Semuanya memberikan efek domino yang sangat besar. Para investor akan mencari safe haven untuk melindungi nilai aset investasi mereka.” “Di saat seperti ini pasar modal bukanlah tempat yang bijak untuk melindungi aset investasi. Banyak dari mereka akan memindahkannya ke safe haven asset seperti emas. Itulah kenapa harga emas meroket,” tutup Denny.