Amazon Siapkan Ruang Kebugaran untuk Karyawan Stres, Bisa Nonton Video

Amazon berencana menempatkan ruang kebugaran di gudangnya. Fasilitas ini memungkinkan karyawan yang tengah mengalami stres bisa melakukan relaksasi di dalamnya (Foto: BBC)
Amazon berencana menempatkan ruang kebugaran di gudangnya. Fasilitas ini memungkinkan karyawan yang tengah mengalami stres bisa melakukan relaksasi di dalamnya (Foto: BBC)

123berita.com – Amazon mencoba membuat terobosan guna memfasilitasi karyawannya. Kabarnya nih 123readers, raksasa ritel AS itu berencana menempatkan ruang kebugaran di gudangnya. Fasilitas ini memungkinkan karyawan yang tengah mengalami stres bisa melakukan relaksasi di dalamnya sambil nonton video, lho!

Dalam video yang dibagikan di akun Twitter-nya, Amazon menyebut ruang kebugaran yang diberi nama “AmaZen” akan membantu staf untuk lebih fokus pada kesehatan mental mereka. Namun, postingan itu akhirnya dihapus setelah mendapat cibiran dari kalangan netizen.

Bacaan Lainnya

Amazon telah berulang kali dikritik lantaran kondisi kerja di fasilitasnya.

Melansir BBC, Sabtu (29/05/2021), pada 17 Mei lalu perusahaan mengumumkan skema yang disebut WorkingWell. Program ini ditujukan untuk menyediakan staf berupa aktivitas fisik dan mental, latihan kebugaran, serta dukungan makanan sehat.

Saat menjelaskan fasilitas AmaZen, disebutkan selama shift karyawan dapat mengunjungi stasiun AmaZen dan menonton video pendek yang menampilkan aktivitas kesehatan yang mudah diikuti, termasuk meditasi terpandu, afirmasi positif, serta adegan menenangkan dengan suara.

Dalam video Twitter yang sekarang sudah dihapus, fasilitas kebugaran tersebut terlihat memiliki cukup ruang untuk kursi, meja komputer kecil di salah satu sudut, dan beberapa pot tanaman kecil di rak. Panel atas dicat sebagai langit biru dengan awan.

Situs berita Motherboard menggambarkan ruangan itu sebagai bilik seukuran peti mati di tengah gudang Amazon. Beberapa netizen spontan meng-upload ulang video tersebut ke akun lain dan mengkritik raksasa teknologi itu. Mereka menyebut fasilitas tersebut tak lebih dari sekadar “bilik menangis” atau praktik kerja “distopia”. (and)

Pos terkait

BACA JUGA