123berita.com – Raksasa bir Jepang Kirin menyatakan telah menarik diri dari kemitraan di Myanmar, menyusul kudeta militer di negara itu, awal pekan lalu.
Perusahaan ini memiliki usaha patungan dengan Myanmar Economic Holdings, di bawah pengawasan Panglima Tertinggi Jenderal Min Aung Hlaing. Pada Senin (01/02/2021), sang jenderal memimpin kudeta militer merebut kendali pemerintah.
Dalam sebuah pernyataan pada Jumat (05/02/2021), Kirin mengatakan pihaknya sangat prihatin atas tindakan militer di Myanmar baru-baru ini.
Kirin adalah salah satu perusahaan produsen bir terbesar di dunia dengan beberapa merek dagang, seperti Kirin dan Tooheys, dan sejumlah industri kerajinan bir yang diproduksi di Inggris dan Amerika Serikat (AS).
Konglomerat minuman Jepang ini juga memiliki lebih dari separuh kepemilikan Myanmar Brewery dan Mandalay Brewery, dalam kemitraan dengan Myanmar Economic Holdings (MEH).
“Kami memutuskan untuk berinvestasi di Myanmar pada 2015 dengan keyakinan bahwa melalui bisnis ini, kami dapat memberikan kontribusi positif bagi masyarakat dan ekonomi negara saat memasuki periode penting demokratisasi,” kata Kirin dalam sebuah pernyataan kepada BBC.
“Mengingat keadaan saat ini, kami tidak punya pilihan selain menghentikan kemitraan usaha patungan kami saat ini dengan Myanmar Economic Holdings Public Company Limited. Kami akan mengambil langkah-langkah sebagai masalah mendesak untuk memberlakukan penghentian ini.”
Hasil investigasi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menemukan hubungan MEH dengan militer bersama Min Aung Hlaing. MEH memiliki portofolio signifikan di banyak industri, termasuk perbankan, pariwisata, real estat, transportasi, permata, dan logam.
Pada 2018, sebuah misi PBB yang menyelidiki kekejaman terhadap penduduk Rohingya di Myanmar menyebut, berbisnis dengan MEH menimbulkan risiko tinggi untuk berkontribusi terhadap pelanggaran hak asasi manusia. (and)