Hari Film Nasional, Jokowi: Kemajuan Perfilman Indonesia Jadi Tanggung Jawab Bersama

Sejarah Hari Film Nasional diperingati setiap tanggal 30 Maret. Foto: twitter.com/JalurrempahRI

Titik balik bangkitnya industri perfilman Indonesia terjadi pada 1950 kala Usmar Ismail, sutradara asal Indonesia mendirikan Perusahaan Film Nasional Indonesia (Perfini). Usmar langsung memproduksi film bertajuk “Darah dan Doa” atau “The Long March of Siliwangi”. Skenario film ditulis Sitor Situmorang, mengususng unsur budaya Indonesia.

Sebagai film pertama produksi orang Indonesia, hari pertama syuting pada 30 Maret 1950, ditetapkan sebagai Hari Film Nasional. Selepas itu, pada 1951 dunia film nasional semakin berkembang dengan diresmikannya Metropole sebagai bioskop terbesar dan termegah di masanya.

Seiring bertambahnya biokop di Indonesia, pada 1955 terbentuklah Persatuan Pengusaha Bioskop Seluruh Indonesia dan Gabungan Pengusaha Bioskop Seluruh Indonesia (GAPEBI), melebur menjadi Gabungan Bioskop Seluruh Indonesia (GABSI).

Perlu diketahui, penetapan Hari Film Nasional diperkuat oleh Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 1999 tentang Hari Film Nasional, ditetapkan Presiden BJ Habibie. (dev)

BACA JUGA