“Kami mendesak angkatan bersenjata Myanmar untuk menghentikan kekerasan dan bekerja memulihkan rasa hormat dan kredibilitas terhadap rakyat Myanmar yang telah hilang melalui tindakannya,” sambungnya.
Sejumlah pemakaman korban tindak kekerasan aparat kemanan terhadap pengunjuk rasa antikudeta dilakukan pada Minggu. Salah satunya dilakukan keluarga Aye Ko di Mandalay.
“Kami diberitahu oleh tetangga bahwa Aye Ko ditembak dan dilempar ke dalam api,” kata seorang kerabat kepada kantor berita AFP.
“Dia satu-satunya yang menafkahi keluarga, kehilangan dia adalah kerugian besar bagi keluarga,” tambah dia.
Pada Sabtu lalu, notabene merupakan Hari Angkatan Bersenjata Myanmar, justru membawa pertempuran terberat sejak kudeta antara tentara dan kelompok etnis bersenjata yang menguasai sebagian besar wilayah negara itu.
Jet militer menewaskan sedikitnya tiga orang dalam serangan di sebuah desa yang dikendalikan kelompok bersenjata dari minoritas Karen. Serangan udara membuat penduduk desa melarikan diri ke hutan. Belum ada komentar langsung dari militer Myanmar terkait serangan itu. (and)